Sesampainya Ghani dirumah Natta, ia langsung menyalami para orang tua yang sedang berkumpul di ruang tamu. Ghani melewatkan jam makan malam, tetapi makanan untuk Ghani sudah disiapkan oleh Mami, kasihan Ghani, kata Mami.
Tentu Ghani juga tidak lupa membawa beberapa bungkus roti bakar, tidak hanya untuk Natta, tapi untuk Mama, Papa, dan Mami juga.
Setelah Ghani selesai salim, Mami pun berteriak memanggil Natta yang berada di kamarnya,
“NAT MAS KAMU UDAH DATENG NIH”
Tidak lama, Natta turun dengan sedikit berlari menuruni anak tangga rumahnya sembari memasang senyum manisnya ketika melihat Mas Ghani. Tentu, Mas Ghani yang melihat Natta pun ikut tersenyum, lucu pikirnya.
“Nih roti nya, aku beliin sebungkus buat kamu doang” ucap Mas Ghani sambil menyerahkan bungkus roti bakar pesanan Natta, dan disambut oleh kekehan kecil Natta yang bersemangat untuk segera melahap roti bakarnya.
“Nat temenin Ghani makan ya, belum makan tuh dia” kata Mami.
“Sini Mas, makan dulu” titah Natta yang dituruti oleh Mas Ghani.
Selagi Mas Ghani makan, Natta pun memakan roti bakarnya dengan sangat lahap. Diam-diam, Mas Ghani memperhatikan Natta dan tersenyum.
Lucu banget, pikir Ghani.
Natta yang merasa diperhatikan pun akhirnya melirik ke arah Mas Ghani, ia mendapati Mas nya itu sedang memperhatikannya dengan senyuman yang saaaaangat lebar.
“Kenapa gitu ngeliatinnya! Aku bm banget Mas sumpah dari kemaren pengen tapi gasempet beli terus, akhirnya makan jugaaaa! Makasih ya Mas hehehe” ucap Natta dengan roti bakar yang masih berada di mulutnya.
“Enak?”
“Natta suka?” tanya Mas Ghani sambil terkekeh lalu mengelus kepala Natta yang disusul oleh anggukan oleh Natta. Jujur melihat Natta semangat hanya karena roti bakar yang Ghani bawa membawa kesenangan tersendiri untuk Ghani.
“Mas mau?” tawar Natta yang dibalas oleh gelengan dari Mas Ghani. Cukup melihat Natta makan dan kenyang, Mas Ghani juga keikut kenyang.
Mereka lupa kalau dari tadi orang tua mereka ikut memperhatikan tingkah keduanya, dasar anak muda.
“Aduh, ini mah sabtu besok aja dinikahin nya ya?” celetuk Mama Ghani dengan nada meledek.
“Namanya juga calon manten, Ma. Dunia milik berdua!” balas Papa Ghani ikut meledek dan disusul oleh kekehan dari Mama Ghani dan Mami Natta.
Setelah menyadari kalau kegiatan mereka dari tadi diperhatikan oleh orang tua mereka. Natta dan Mas Ghani hanya bisa tatap-tatapan lalu tersenyum, kemudian tertawa canggung.
“Lo sih Mas! Ngapain pegang-pegang kepala gue!” omel Natta pelan sembari menyikut lengan Mas Ghani. Natta malu bukan main. Padahal setelah ia pikir juga tadi dia suka-suka saja diperlakukan begitu oleh Mas Ghani.
Bodoamat, Natta malu!
Namun, Mas Ghani yang terlampau cuek itu hanya tertawa kecil sambil mengangkat bahu nya, dan lanjut makan. Ghani menikmati momen tersebut. Momen membuat Natta kesal.